Sang Mahadewa

Tan Malaka pernah berkata Selama toko buku ada, selama itu pustaka bisa dibentuk kembali. Kalau perlu dan memang perlu, pakaian dan makanan dikurangi.”, Seorang Tan Malaka ingin menunjukanmu betapa pentingnya membaca bagi manusia, bahkan sebelum Tan Malaka, Tuhan telah memerintahkanmu dengan Iqro. Lalu apa yang di Iqro-kan ? Iqro memiliki makna tak hanya sekedar membaca secara tekstual, banyak gelembung-gelembung kecil yang membentuk sebuah gelembung besar yang dinamakan Iqro tersebut. Lalu sekarang ini kau telah sampai gelembung yang mana ? buku apa yang telah kau baca ? sudah sampai mana ?

Ku lihat sekarang ini minat untuk membaca semakin berkurang, Ini baru membaca buku, belum membaca tentang sikap, tentang hidup, dan tentang-tentang yang lain. Sikap apatis semakin membumbung tinggi, kau lebih mementingkan perutmu sendiri, otakmu sendiri, dan mirisnya kau  telah menuhankan Materi. Apa yang kau harapkan dari materi ? jika hati dan akalmu tumpul disana -sini. Kau dengan angkuhnya mengkritik sana-sini, kau hanya mengkritik tanpa pernah membaca dari segala sisi. Kau bagai Dewa dengan segala kuasanya dan tak mau disalahkan. Kau begitu mudah memvonis manusia dibawahmu, disekitarmu yang kau anggap salah.  Kau memakasakan manusia disekitarmu untuk bisa menyesuaikan dengan kerangka hidupmu, pemikiranmu, pembicaraanmu. Lalu apa gunanya ilmu yang selama ini kau coba raih. Apa gunanya ilmu kalau tidak memperluas jiwa seseorang sehingga ia berperilaku seperti samudera yang menampung sampah-sampah ? Apa gunanya kepandaian kalau tidak memperbesar kalau memperbesar kepribadian manusia sehingga ia sanggup memahami orang lain ? (Emha Ainun Nadjib, 2012).

Sini kawanku, kalian para calon penerus pemimpin bangsa, Cobalah membuka mata, hati dan akal kalian, Cobalah untuk berjalan dan melihat dari berbagai sisi kehidupan, cobalah untuk terbiasa memahaminya secara utuh, jangan dibiasakan membaca secara sepenggal-sepenggal. Yang kau lihat dari sisimu buruk, kotor, dan menjijikan, belum tentu sama disisi lain. Coba kau pandang lebih jauh lagi kawanku. Tak ada ruginya untuk terus belajar dan membaca, tak ada ruginya untuk berpikir dan memandang seluas-luasnya. 

-Gilang Alfian Rizki-
Share:

19 April 2017

Malam pun datang
hiruk pikuk dunia perkuliahan mulai ditinggalkan
semoga tidak dengan sastra, pemikiran, dan kepekaan
aku masih duduk memandang
apa yang aku pandang ?
begitu bertumpuk-tumpuk didepan mataku
 apa ada yang salah dengan mataku ?
aku hanya berusaha untuk memandang dengan mata, hati, dan akalku
kulihat teman-teman sekarang
materi yang mereka kejar
kepekaan yang semakin pudar
aku takut mereka tiba-tiba jatuh terkapar
dan menyalahkan batu
iya batu
padahal mata, hati dan akal mereka yang telah membatu


-GAR-
Share:

BTemplates.com

Selamat Datang di Blog Resmi Pendidikan IPS FIS UNY

Website Resmi Pendidikan IPS FIS UNY

Recent Posts

Mengenai Saya

Blog Resmi Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta